Saat ini semua orang bisa memotret dan pasti berhasil. Setidaknya hasil gambarnya bisa terlihat. Berbeda dengan fotografi pada waktu yang lalu. Seorang fotografer harus memahami betul cara memotret dengaan benar. Singkatnya fotografer jaman dulu haruslah benar-benar seorang yang menguasai kamera, setidaknya kemampuan tersebut harus dimiliki selain kemampuan teknikal dan non teknikal.
Memang sangat beruntung para "fotografer" sekarang ini. Teknologi digital telah menolong mereka untuk bisa berkarya dengan segudang kemudahan. Ada diantara para "fotografer" tersebut yang sayangnya justru mengandalkan kemampuan digital saja, tanpa mau mengenal atau menggali esensi dari fotografi yang sebenarnya. Mereka telah dimanjakan dengan kecanggihan olah digital. Hasilnya memang sangat beragam, namun rata-rata tidak memiliki "jiwa".
Saya pribadi pernah menjadi "korban" kemudahan fotografi digital. Saat ini justru saya sangat menggandrungi fotografi analog. Dalam fotografi analog ada hal yang tidak dapat digantikan dengan olah digital. Salah satunya adalah Grain atau bintik yang unik dari film memberikan efek yang sangat khas. Meskipun pada program pengolah digital disediakan efek grain, namun tetap jauh berbeda dengan grain yang dihasilkan oleh film. Sekilas, mungkin ini tidak memberikan pengaruh yang mencolok. Apabila kita cermati lebih jauh ternyata susunan bintik ini yang memberikan kekuatan kedalaman gambar (Depth Of Field).
Memang grain bukan satu-satunya faktor yang membuat DOF (Depth Of Field) lebih nyata, banyak faktor lain, misalnya ukuran dan setting lensa, ukuran media perekam (film, CCD/CMOS) dan beberapa faktor teknis lainnya. Tidak semua gambar/foto harus memiliki DOF, akan tetapi dengan penggunaan fasilitas atau kemampuan DOF gambar memiliki dampak 3 dimensi yang bisa mengarahkan cerita yang diinginkan fotografer.
Mungkin ada baiknya saya memberikan contoh yang nyata. Jika anda memotret menggunakan HP atau Kamera saku, gambar yang didapat menjadi flat, dikarenakan ukuran lensa dan media perekamnya tidak memungkinkan adanya DOF. Umumnya kalau menggunakan mode autofocus. Flat yang saya maksud adalah semua yang terlihat di lembar foto nampak jelas, tidak dibedakan benda yang jauh maupun yang dekat bahkan obyek utamanya terlihat sama dengan yang lain.
Jika kita hendak memberikan tekanan pada obyek utama agar lebih "terbaca", maka salah satu cara yang paling komunikatif adalah membedakan kedalaman gambar, kemudian benda-benda pendukungnya terlihat lebih soft, baik yang dibelakang maupun di depan obyek utama. Pada umumnya hal ini diterapkan pada foto jurnalistik. Meskipun banyak dipakai untuk fotografi artistik dan lain-lain, namun maksud utamanya adalah mengarahkan mata pemirsa pada "Cerita Utama" pada foto tersebut.
Kalau anda tidak bosan, akan saya teruskan tulisan ini dilain waktu. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca dan berbagi dengan saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar