SUDAH BERSYUKURKAH KITA?

Aku bermimpi diajak Malaikat melihat keadaan ruangan kerja di Surga.
Kami tiba di ruang pertama sangat besar, penuh dengan malaikat dengan kesibukan kerja luar biasa memilah permohonan dari manusia seluruh dunia. Ruang tersebut bertuliskan DEPARTEMEN PENERIMAAN PERMINTAAN.
„Disini, diterima semua permintaan yang ditujukan kepada Tuhan,“ kata Malaikat.

Lalu, kami menuju ruang kedua yang juga sangat besar lagi penuh dengan malaikat yang sibuk bekerja. Ruang tersebut bertuliskan DEPARTEMEN PENGEPAKAN & PENGIRIMAN.
„Disini, kemuliaan & rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim kepada manusia dimaksud,“ jelas Malaikat.

Selanjutnya, kami sampai ruang ketiga dengan ukuran sangat kecil serta hanya ditempati satu Malaikat yang hampir tanpa kegiatan kerja. Tulisan ruang tersebut DEPARTEMEN PERNYATAAN TERIMAKASIH.
Karena kontras dengan kondisi ruang pertama & kedua, aku bertanya : „Kenapa di sini tidak seramai aktifitas pada ruang-ruang sebelumnya?“
Malaikat menjawab, „Karena setelah masusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit yang mengirimkan pernyataan terimakasih. Padahal, sangat sederhana sekali cara pengirimannya, cukup dengan mengucap ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN, TERIMAKASIH TUHAN.“

Malaikat menjelaskan tentang rahmat yang seharusnya disyukuri manusia, yaitu JIKA :

„Punya makanan di lemari makan, pakaian yang menutup tubuh, atap di atas kepala, tempat untuk tidur, maka manusia itu lebih kaya dari 75% penduduk dunia,“

„Punya uang receh, di dompet, di bank, maka manusia itu berada diantara 8% kesejahteraan dunia,“

„Bangun pagi & lebih banyak kesehatan daripada kesakitan, manusia itu lebih dirahmati daripada begitu banyak manusia di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini,“

„Tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan atau kelaparan yang amat sangat, maka manusia itu lebih beruntung dari 700 juta manusia di dunia,“

„Dapat melaksanakan ritual keagamaan di rumah ibadah tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan atau kematian, maka manusia itu lebih dirahmati dari 3 milyar manusia di dunia,“

„Memiliki orangtua kandung yang masih hidup serta masih dalam ikatan pernikahan, maka manusia itu termasuk manusia yang beruntung dibanding manusia yang telah ditinggalkan orangtua dan bercerai,“

„Dapat menegakkan kepala & tersenyum, maka manusia itu bukanlah seperti sesama manusia yang berada dalam keraguan dan keputus-asaan,“

„Dapat membaca pesan ini, maka manusia itu menerima rahmat ganda yaitu dianggap istimewa bagi manusia yang mengirimkan pesan, dan lebih dirahmati daripada 2 juta manusia di dunia yang tidak dapat membaca sama sekali karena buta huruf.“
Malaikat melanjutkan, „Maka nikmatilah hari-harimu wahai manusia, hitunglah rahmat yang telah Tuhan anugrahkan. Ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, „Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti akan kutambahkan lebih banyak nikmat kepadamu.“

Terkesiap, malu sekaligus merasa sangat kecil sebagai makhluk Tuhan yang telah demikian banyak dilimpahkan kemuliaan dan kemudahan oleh Nya, aku segera menulis surat kepada DEPARTEMEN PERNYATAAN TERIMAKASIH berisi :
„Terimakasih Tuhan atas segala rahmat Mu selama ini, tidak terbayangkan sengsaranya jika sebentar saja Kau hentikan kemampuan hamba dalam menghirup dan menghembuskan oksigen untuk bernafas di dunia ini. Itu hanyalah bagian kecil saja dari begitu banyak nikmat yang telah Kau berikan kepadaku.“

Sayang, aku terbangun saat hendak menyerahkan surat ke Malaikat. Akhirnya aku kirimkan pesan ini kepada pengunjung Blog SNIPER Club untuk mengingatkan betapa dirahmatinya kita semua, tetapi betapa sedikitnya kita bersyukur kepada Nya.

„Terimakasih ya Allah atas segala karunia Mu, terimasih juga karena telah memberikan begitu banyak teman istimewa untuk saling berbagi.“